Proses Pengolahan Kulit Sapi Premium

Proses Pengolahan Kulit Sapi Premium

Sumber utama dari kulit adalah dari peternakan yang terus diolah. Mulai dari industri daging hingga material kulit. Dari proses yang lama hingga menjadi material yang sangat berguna hingga hari ini. Meskipun dari tingkat kebutuhannya, kulit asli lebih sedikit ketimbang permintaan kulit sintetis yang berbahan kimia (minyak bumi), Kulit asli lebih dikenal tahan lama dan tidak mudah rusak. Masa pemakaian produk kulit bisa mencapai 10 - 20 tahun jika perawatannya diperhatikan.


Pabrik mempunyai beberapa cara dalam memproses kulit hingga siap digunakan para pelanggan. dibawah ini adalah 5 langkah yang paling sering digunakan metode prosesnya  :

1 - Mempersiapkan bahan kulit

Membersihkan daging dan lemak dari kulit, setelah itu dimasukan ke dalam kendaraan yang sudah disiapkan pendingin agar segera diproses dan menuju ke penyamakan kulit. Kemudian Bulu akan dibuang menggunakan beberapa metode, salah satunya menggunakan larutan natrium sulfida kapur dan diproses berputar didalam mesin. Setelah bulu telah dibuang, kemudian dinetralkan dengan asam dan diberikan enzim agar meningkatkan kelembutan. Kemudian proses selanjutnya direndam dalam larutan asam, garam dan air.

2 - Penyamakan

Proses Penyamakan adalah proses yang mengubah kulit sapi menjadi bahan kulit. Ada beberapa cara untuk penyamakan, yang sering digunakan adalah Chrome dan Penyamakan Nabati. Kulit Chrome/Krom adalah bahan produk yang sering anda temui seperti kulit tas yang kecoklatan, jok mobil, sepatu bagian atas, dll.

Proses Chrome : Kulit diletakan di dalam wadah yang berputar dengan diberikan bahan kimia yang mengandung krom trivalen. Proses ini diperlukan sekitar 8 jam agar chrome dapat tembus ke seluruh kulit. Setelah proses ini dilakukan, Chrome ditambahkan lagi bahan kimia alkali seperti natrium karbonat / bikarbonat. Setelah pengerjaan ini barulah kulit dipertimbangkan telah disamak.

Proses Nabati : Kulit dengan metode penyamakan ini sering digunakan di berbagai produk seperti tas koper, sabuk/ikat pinggang, strap, sol sepatu dan lainnya. Proses penyamakan ini lebih lambat dari pada penyamakan krom dan membuatnya menggunakan zat kimia tannin, asam yang diekstrak dari kulit batang pohon. Pengerjaan ini bisa memakan waktu 3 - 4 hari didalam wadah/drum.

3 - Splitting/Pemisahan dan Penipisan

Langkah berikutnya adalah pemisahan, tergantung dari kebutuhan. Dalam pengerjaan ini lembaran kulit diatur ketebalannya yang diperlukan agar sesuai untuk proses selanjutnya. Kemudian Chrome yang telah disamak tadi dimasukan ke dalam wadah/drum yang berputar dengan air panas dan pewarna, juga mengandung bahan penyamakan sintetis untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Kemudian dilumasi dengan lemak alami atau kimia sintetis jenis lemak, bisa juga keduanya agar mendapatkan kelembutan untuk produk akhir.

4 - Pengaturan

Proses setelah splitting adalah pengaturan. Menghapus kelebihan air pada kulit agar keluar sebelum proses pengeringan. Ada beberapa cara pengeringan tergantung pada jenis kulit yang dihasilkan. Jenis kulit pelapis biasanya menggunakan cara kulit dilebarkan di atas frame, dengan ujung-ujung kulit di berikan klip/pengait agar mekanisme kulit lebih lunak saat pengeringan. Kulit juga dapat melalui proses pelunakan menggunakan penggilingan yang terkandung kelembaban kedalam wadah.

5 - Finishing

Dalam proses finishing, kulit diberi jenis-jenis lapisan permukaan pada bahan kulit. Lapisan ini untuk di desain dan mempunyai fungsi untuk melindungi kulit agar menghasilkan efek yang enak dipandang mata dan diraba dengan tangan. Saat ini teknologi dalam proses finishing juga bermacam jenis pengerjaannya. Mulai dari jenis kimia dan pewarna agar mendapatkan efek warna yang diinginkan, sampai permukaan yang lembut hingga yang mempunyai pola antik. Press dengan hidrolik, cetak, emboss, spray warna, dan pengering adalah beberapa mesin yang dipakai saat finishing ini dilakukan.

Proses di akhir akan menentukan jenis tipe bahan kulit. Setiap jenis atau tipe memiliki kecenderungan berbeda di setiap permukaannya saat finishing. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap air biasanya digunakan untuk kualifikasi dalam proses finishing.